Menjalani Operasi Kuretase


sumber : foto pribadi - pemandangan jendela di ruang perawatan

Menjalani kuretase tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Setelah positif hamil aku mulai gencar untuk melakukan pola hidup sehat. Dari bangun tidur hingga tidur kembali. Disini aku akan menceritakan kisah menjalani kehamilan hingga dokter menyatakan harus di kuretase atau bahasa keseharian dikenal dengan Kuret.

Bangun tidur membiasakan untuk makan kurma, buah-buahan potong yang dicampur minyak zaitun dan madu. Menjelang siang minum susu. Siang hari menu makan lengkap serta sayur. Sore ngemil buah. Malam pun makan. Pada kehamilan ini, aku gak merasakan adanya mual muntah. Justru lapar yang berlebih. Perubahan hormon dan tubuh juga ada.

Singkat cerita tiba saatnya kontrol untuk ke tiga kalinya. Jadwal kontrol ini bertujuan untuk melihat hasil perubahan dari sariawan di mulut miss v. Ya.. aku mengalami gatal-gatal yang berlebih dan sudah sangat mengganggu. Itu akibat kurangnya aliran udara sehingga menyebabkan munculnya sariawan. Sesampainya di Klinik, Alhamdulillah sariawan sudah hilang. Dan sekalian untuk kontrol janinku. Kali ini kontrolnya lewat USG TransVaginal. Jadi ada alat yang dimasukkan lewat miss v gitu.

Dokter : “HPL (Hari Perkiraan Lahir) kamu tanggal berapa?”

Aku : “tanggal 29 April 2021 dok” jawabku

Dokter sambil melihat daerah rahimku pada layar monitor dan mencoba menjelaskan.

Dokter : “Ini di rahim ada pendarahan. Janinnya juga ada pendarahan di bagian tulang belakang. Harusnya usia kehamilan 10 minggu belum terlihat. Biasanya terlihat di usia 12 minggu. Janinnya sudah tidak berkembang. Denyut jantung juga sudah tidak ada.”

sumber : foto pribadi - hasil USG 10 minggu

Plek... aku yang saat itu ditemani suami gak bisa berucap apa-apa. Kami hanya mendengarkan penjelasan dokter. Hingga dokter meyakinkan mengapa hal tersebut terjadi.

Keluar dari klinik, gerimis mulai turun. Kami memutuskan untuk tetap pulang dan melanjutkan perjalanan hingga basah kuyup sampai di rumah. Seolah hujan mengungkapkan perasaan-perasaan kami saat itu.

sumber : foto pribadi - saat di IGD

Besok paginya, 10 Oktober 2020 habis solat subuh aku dijadwalkan untuk operasi kuretase. Berbekal persiapan seadanya, kami berangkat ke IGD Rumah Sakit. Oh ya akhir cerita aku akan menyebutkan barang apa saja yang harus dibawa ya karena ada satu hal yang aku lupa.

Jadwal operasi dimulai jam 09.00 tapi aku sudah masuk ke ruang pra-operasi sekitar jam 06.45. Suami hanya bisa menunggu diluar dan semua bawaanku dibawa olehnya. Aku hanya memakai pakaian yang menempel pada badanku. Perawat menyuruhku untuk mengganti baju dengan pakaian operasi. Heumm.. menurutku agak terbuka sih, secara katanya harus menanggalkan semua pakaian. Dari sekitar jam 07.00 sampai 09.00 entahlah apa yang kurasa. Orang-orang berseliweran diruang tersebut. Ada yang main handphone, ada yang tiduran, sedang aku.. aku mencoba untuk berdzikir dan bershalawat (teringat pesan nenek dulu). Lalu diruang sebelah? Ya ruang operasi, terdengar beberapa suara tangisan bayi. “Oh ya, hari ini tanggal cantik rupanya.” Gumamku.

Jam 09.00 tiba, perawat menghampiriku dan menanyakan apakah membawa kain samping kain untuk menutupi saat operasi. Inilah barang yang aku lupa bawa padahal sangat penting. Bersyukurnya perawat segera mencarikan dan dapat juga untuk operasiku. Suamiku masih diluar dan ternyata menemui teman yang ingin menjenguk kami. Ada kejadian lucu, ketika hendak memberitahu aku memasuki ruang operasi. Aku agak lupa nomor handphone suamiku. Ya secara kami baru menikah akhir tahun lalu. Dan aku baru mengenal dirinya.

Baca juga : http://rojasyah.blogspot.com/2020/07/suara-malam.html

Saatnya masuk ruang operasi. Agak serem sih melihat ruangan beserta isinya, apalagi ada lampu operasi yang besar diatasku. Ruang operasi yang dingin sekitar 16°C, cukup membuatku menggigil hingga sampai tulang. Ada beberapa perawat, ada dokter obgyn yang aku kenal dan ada dokter anastesi disebelah kiri. Mulailah dokter anastesi memberiku suntikan yang cukup kuat hingga aku tak sadarkan diri.

sumber : foto pribadi - ruang perawatan

Tik.. tik.. tik.. denting jam berlalu 1½ jam. Aku mulai sadar hanya sekitar 10 %. Kepalaku berat banget, pusing dan mual. Aku dipindahkan ke ruang pemulihan pasca operasi kuretase. Aku masih mengkondisikan badan ini dengan situasi yang terjadi. Tangis mulai membanjiri tak tertahankan saat ku pegang perutku telah datar. Alhamdulillah ada suami yang segera menghampiri dan memberikan ketenangan padaku. Terima kasih my love hubby, hari itu kamu menemaniku sepanjang hari.

Berikut adalah barang yang harus dibawa saat hendak operasi kuretase :

1. KTP dan Kartu BPJS. Aku pakai bpjs saat proses administrasi.

2. Kain samping atau sarung atau kain penutup saat operasi kuretase berlangsung. Bawa sekitar 2-3 buah.

3. Pembalut. Setelah operasi kuretasi akan dipakai.

4. Minyak kayu putih. Efek obat bius membuat kepala pusing dan berat. Minyak kayu putih sangat membantu untuk menormalkan kondisi.

5. Sedia kantong plastik. Efek obat bius mengakibatkan mual yang tak tertahankan.

6. Makanan dan minuman hangat. Sebelum operasi kuretase, diharuskan puasa minimal 6 jam. Saat itu aku laper banget tapi harus dikondisikan dengan kondisi yang masih mual.

7. Tisu basah. Untuk men-seka bagian badan yang terkena darah.

8. Hal lain untuk menginap semalam di rumah sakit, seperti peralatan mandi, tisu, kaus kaki, handphone dan chargernya, dan lainnya.


sumber : foto pribadi - makan siang sebelum pulang

Begitulah aku menjalani operasi kuretase. Kesedihan, ketegaran hati, keberanian, kesabaran dan rasa lainnya seketika hadir bak roller coaster yang terjadi cepat begitu saja. Terima kasih untuk teman-teman yang hadir membanjiri chat aku. Mencoba untuk memberikan simpati dan menghiburku. Terima kasih juga untuk Kelas Blog Ruang Aksara bersama Mbak Dewi Rieka sehingga aku memberanikan diri untuk mengungkapkan apa yang kurasakan melalui tulisan ini. 



Share:

6 komentar

  1. Insya Allah kuaaat!! Semoga lekas sembuh dan hari esok masih menunggu keajaiban. Semangaaat!!!!

    BalasHapus
  2. Ikut sedih bacanya, semoga diberi kekuatan dan kebahagiaan untukmu dan suami ya mbak..peluuuk...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pelukkk balik.. Aamiin, terima kasih Mbak Dew

      Hapus
  3. Tetep semangat ya mbak, kuat kuat.. semoga lekas dikasih rejeki lagi.. aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, Allahumma aamiin. Terima kasih Mbak Rahmi

      Hapus